Aku tak bisa baca lagi.
Sakit, perit, senak.
Setiap kata kau berlagu pilu.
Huruf-huruf kau bernada sendu.
Penuh esak tangis.
Empangan mata kian retak hampir pecah.
Air mata sudah mula mahu muntah.
Sungguh besar dugaanmu.
Sungguh tinggi cabaranmu.
Sungguh dalam ujianmu.
Aku tak bisa baca lagi.
Kalau itu kisah benar,
aku sanjung kekuatan kau untuk berdiri,
keteguhan kau untuk masih melompat,
keutuhan kau untuk kekal di situ.
Aku tak bisa baca lagi.
No comments:
Post a Comment