Wednesday 14 January 2015

Dimensi malam

Malam semakin gelap,
bulan semakin hilang.
Aku masih lagi menikmati asap tembakau yang sedari dulu sudah tahu natijahnya.
Aku mula memasuki dimensi malam aku,
yang penuh dengan imaginasi yang terlampau.
Sampai aku tidak dapat ketemu relevennya dari mana-mana sudut.
Imaginasi tadi aku lanjutkan,
hingga mata makin kuncup, pandangan kian kabur,
dan akhirnya aku dibuai mimpi lena.

No comments:

Post a Comment